Senin, 06 April 2009

Kemolekan Ikan Koi di Mata Penggemarnya



Tak hanya manusia yang bisa menunjukkan kemolekan bentuk tubuh, ikan pun dapat memperlihatkan keanggunan dan keelokan badannya melalui gerakan. Lekuk dan liuk gerak ikan koi adalah pemandangan yang indah, terutama di mata penggemarnya.


** missed drop char **kan koi atau dalam bahasa Jepang disebut nishikigoi, termasuk ikan hias air tawar yang cukup banyak penggemarnya. Bahkan, dibentuk komunitas-komunitas pecintanya. Ada yang sekadar hobi, mengagumi bentuk dan warna, hingga benar-benar ingin menggeluti bisnisnya. Salah satunya, Koi Owners of Indonesia Society atau disingkat KOI's.

Berawal dari sering berkumpulnya pencinta ikan koi melalui mailing list (milis), sehingga pada 19 Mei 2006 dibentuklah KOI's. Dalam milis, yang sekarang berganti ke bentuk forum, mereka membicarakan berbagai hal tentang ikan koi, mulai dari cara perawatan dan pemeliharaan, sampai ke jual beli.

Sebelum terbentuk organisasi, orang-orang yang kini tergabung dalam KOI's sering kumpul-kumpul membicarakan ikan dan memiliki hobi serta minat yang sama terhadap koi. Diawali dengan obrolan dan diskusi yang sifatnya lebih kepada pertukaran ilmu dan kebersamaan.

Hal-hal yang dibicarakan dalam perkumplan KOI's mulai dari ikan yang bagus dan jelek, penanganan terhadap ikan sakit, hingga masalah penanganan kolam tempat memelihara koi. Bentuknya lebih kepada media komunikasi antarpencinta koi. Sifatnya pun non-profit dan non-komersial.

"Saat ini, pengunjung forum mencapai 530 orang. Sementara, anggota yang terdaftar sekitar 100 orang dari seluruh Indonesia," tutur Ketua Umum KOI's, Karomul Wachid.

Berbagai kegiatan diselenggarakan oleh komunitas KOI's. Melanjutkan festival yang telah diselenggarakan di tahun 2006, maka KOI's kembali mengadakan acara serupa, tepatnya pada Sabtu (1/3) di Hanggar Teras Pancoran, Jakarta Selatan.

"The 2nd KOI's Festival juga sebagai ajang pertemuan tahunan para pecinta ikan koi setanah air. Selain itu, untuk membuktikan kiprah kemajuan per-koi-an di Indonesia," tutur Karom, yang sehari-hari adalah pekerja kantoran.

Ketua panitia KOI's Festival 2008, Andrio Safiro (Anggit) merasa pamor koi tetap stabil. Hal itu dikarenakan jenisnya yang tetap langgeng, bukan suatu hobi yang sifatnya musiman. "Hobi koi termasuk langgeng. Menurut saya, sesuatu yang cepat naik atau booming maka bisa cepat tenggelam atau surut.

Sementara, berbagai jenis koi akan diadu dalam kontes. Sebut saja, Kohaku, Showa Sanshoku, Taisho Sanshoku, Utsurimono/Bekko, Asagi/Shusui, Koromo/Goshiki, Kinginrin, Hikarimono, Tancho, dan Kawarimono. Sebagian besar penamaan berdasarkan warna dan letak bercak di badan koi.

Penilaian tak hanya dilihat dari gerakannya saja, tapi juga bentuk tubuh, kualitas kulit, warna dan pola. Tak hanya itu, diadakan pula bursa dan lelang yang terbuka untuk umum. Saat mengadu ikan koi, pertama kali, akan dikategorikan berdasar ukuran panjang. Setelah itu, barulah dilihat hal yang spesifik, seperti warna, bentuk, dan keseimbangan pola.

"Bentuk tubuh ikan koi yang baik seperti torpedo dan proporsional. Kualitas warna kulit juga termasuk hal penting. Sementara, pola warna yang berimbang merupakan nilai plus," urai Zikra L Anwar yang akrab dipanggil Ajik, penggemar koi yang tergabung dalam KOI's.

Lokal dan Impor
Memang ada perbedaan antara koi lokal dan impor. Jika dua koi impor dikawinkan dan telurnya menetas di Indonesia maka anaknya akan disebut sebagai koi lokal atau disebut F1.

"Untuk hasil kawin silang antara koi lokal dan impor, kemungkinan yang terjadi adalah peranakan yang rentan dan ringkih," kata Ajik yang saat ini memelihara 18 ekor koi di rumahnya.

Jenis ikan yang merupakan hasil mutasi genetika dari sejenis ikan emas atau karper (Cyprinus carpio) itu sangat terkenal di Jepang. Budidaya koi di negeri Sakura sudah dikelola dengan baik karena mereka sudah melakukan hal itu sejak tahun 1600-an.

Ajik pun awalnya memelihara ikan koi karena mengikuti orangtuanya. "Mulanya saya hanya memiliki standar apresiasi yang simpel. Saat ini, sudah sampai tahap lebih serius dengan ikut lomba dan menargetkan kemenangan," ujar Ajik, yang mengungkap bahwa dulu dia pernah memelihara koi sebanyak 40 sampai 50 ekor.

Dalam memelihara koi, banyak faktor yang harus diperhatikan karena nantinya berpengaruh pada peranakan. Sayangnya, setiap koi bertelur, hanya sekitar lima persen saja yang berpotensi sebagai bibit unggul.

Kualitas air dan pakan misalnya, dalam kolam tempat memelihara koi harus mengandung kadar magnesium seminim mungkin. Begitu juga dengan suhu air, sebaiknya berkisar antara 20 hingga 25 derajat Celsius.

Sementara, beberapa jenis kualitas pakan dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan koi. Pakan yang mengandung protein tinggi dapat membuat koi cepat tumbuh. Sementara, spirulina membuat warna merah di tubuh koi lebih indah dan wheat germ menghasilkan warna putih yang bagus. "Koi lebih cocok dipelihara di air yang mengalir, seperti sungai dan mata air. Mengurusnya pun tidak sulit. Ada pepatah, just keep the water and the water will keep your koi," tutur Ajik.

Peserta festival KOI's berasal dari berbagai kalangan, mulai dari orang yang hobi hingga pedagang koi. Hal itu terbukti dengan berpartisipasinya ahli boga, Rudy Choiruddin.

"Saya bukan hobi dengan ikan koi, tetapi pencinta koi. Koi-koi yang saya miliki memang dipelihara sejak ikan itu masih kecil," tutur Rudy, seusai pelaksanaan festival KOI's. Di rumahnya, Rudy memiliki enam kolam tempat memelihara ikan koi. Ukurannya tiga kali dua setengah meter dengan jumlah koi seluruhnya sekitar 600 ekor dari berbagai jenis.

Dalam memelihara ikan koi, Rudy selalu turun tangan. Mulai dari jam enam hingga delapan pagi, ia langsung mengontrol keadaan ikan-ikannya. Kegiatan itu ia lanjutkan setelah pulang beraktivitas di malam hari. Rudy, yang sudah menjadi pencinta koi dan memeliharanya sejak 18 tahun lalu itu, melihat adanya perkembangan pesat dalam dunia perkoian. "Kalau dulu, sulit untuk menemukan koi dan juga orang-orang pencintanya, serta peternaknya. Tapi kini, sudah semakin marak," katanya.

Rudy merasa senang dengan semakin banyaknya pencinta koi di Indonesia karena artinya semakin banyak pula teman untuk bertukar informasi tentang koi. Hanya saja, ia tidak bergabung dalam komunitas penggemar koi karena sibuk. Hingga saat ini, Rudy sudah empat kali ikut kontes yang diperuntukkan bagi ikan koi. Dalam kontes yang diadakan KOI's, ia mengikutsertakan 11 ekor koi peliharaannya dan hasilnya enam ekor meraih juara satu. [Debora Manja Pesik]

Sumber :
http://www.suarapembaruan.com/indeks/News/2008/03/16/Hobi/hobi02.htm
06 April 2009

Sumber Gambar :
http://media.photobucket.com/image/budidaya%20Ikan%20Koi/ineanto/koi.jpg
http://www.suarapembaruan.com/indeks/News/2008/03/16/Hobi/hobi02.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar