Minggu, 16 Agustus 2009

Bung Karno Pembawa Koi Pertama Kali Di Indonesia


Petani Koi di Kabupaten Blitar mendapat perhatian serius dari Megawati Soekarnoputri ketika bersilahturahmi dengan rakyat Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, sore ini (21/11/07). Bahkan bibit ikan koi yang pertama dibawa ke Indonesia adalah hasil dari lawatan Bung Karno ke Negeri Jepang.
Pada tahun 1963, Bung Karno pada suatu kunjungan ke Jepang, waktu itu saya ikut, beliau membawa bibit koi ke sini, Indonesia, karena beliau itu penggemar ikan Koki, kata Megawati pada acara silahturahmi yang dihadiri sekitar 2.000 orang.
Menurut Megawati, memang problema yang dihadapi petani budidaya ikan hias koi adalah mendapatkan induk berkualitas unggul. Di Jepang, tempat asal budidaya ikan koi, telah dilakukan sejak ribuan tahun silam. Karena itu, ikan koi asal Jepang dikenal mutunya yang sangat bagus. Untuk mengimpornya memang akan terkendala oleh regulasi tentang perlindungan satwa dan tumbuhan langka. Saya berharap ada insinyur kita yang dapat membantu mengembangkan budidaya koi. Masak, nggak ada ahli yang mau membantu petani koi kita? kata Megawati tentang pengembangan benih koi berkualitas.

Di Jepang, ikan koi mendapat tempat yang istimewa alam kehidupan masyarakat Jepang. Kata Megawati, Kaisar Jepang sekarang ini adalah seorang yang ahli tentang ikan koi. Sang kaisar ini diberi tugas oleh ayahnya, Kaisar Jepang saat itu, untuk mempelajari dan mengembangkan satwa langka ini. Tancho, jenis ikan koi yang amat mahal karena dianggap sebagai visualisasi masyarakat Jepang. Kaisar Jepang itu ahli ikan koi karena diminta ayahnya untuk mempelajari ikan-ikan di Jepang, kata Megawati.

Mengingat problem benih ini adalah persoalan yang penting dan pelik, maka, menurut Megawati, sebaiknya mulai sekarang dilakukan berbagai penyilangan-penyilangan untuk menghasilkan jenis koi yang berkualitas. Di sini peran pemerintah sangat diperlukan oleh para petani koi. Pemerintah daerah seharusnya memberikan bantuan tenaga ahli untuk memajukan budidaya ikan koi. Baik itu berupa penyilangan bibit ataupun teknik pemasarannya, kata Megawati menghimbau pemerintah Kabupaten Blitar.

Megawati pada kesempatan itu menyatakan keseriusannya untuk dapat membantu problem petani koi di Blitar yang telah memiliki reputasi nasional maupun internasional. Blitar Koi Klub sudah mampu membawa nama Blitar di tingkat nasional maupun manca negara. Bisa dibuktikan, ikan Koi Blitar tidak bisa dibedakan dengan koi impor, meski ukurannya kecil-kecil, kata Agus Ketua Kelompok Penataran Koi dan Blitar Koi Klub di hadapan Megawati disaksikan ribuan rakyat Blitar.

Saat ini produksi ikan Koi Blitar sudah sangat terkenal mutunya di berbagai daerah. Hanya saja memang ada persoalan klasik seprti pemasaran, permodalan dan benih. Meski demikian hambatan itu belum masuk dalam taraf yang membahayakan pengembangan budi daya koi sebagai salah satu primadona perekonomian rakyat Blitar. Pembudidayaan Koi yang maju memang masih dalam angan-angan. Tapi, Koi sekarang sudah menjadi primadona perekonomian kami. Inilah andil kami kepada bangsa dan negara ini, kata Achmad Mutaqin, Ketua Kelompok Tani Sumber Koi. (Red) (21 November 2007)

Sumber :
http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=366
17 Agustus 2009

Sumber Gambar:
http://www.sugikoi.com/rekso/images/01-GCB.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar